a. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra
berarti melawan
atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinyakehamilan
sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.
b.
Alat
kontrasepsi dalam
Rahim (AKDR)
IUD(Intra Uterin Device) adalah
alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke
dalam
rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode
tertentu.
IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.
AKDR adalah bahan inert sintetik
(dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan
berbagai
bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim untuk menghasilkan efek
kontraseptif.
AKDR adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari
plastic
(polyethylene). Ada yang dililit tembaga , ada yang dililit tembaga
bercampur ,
dan yang berisi hormone progesterone.
B.
Jenis –
Jenis AKDR
1.
Sarwono P,
2002
spiral
(Lippes loop), huruf T (Tcu380A, Tcu200C dan Nova T), tulang ikan
(MLCu250 dan
375) dan batang (Gynefix). Unsure tambahan adalah tembaga (Cuprum) atau
hormon
(Levonorgestrel). BKKBN menggunakan Cupper T 380 A sebagai standar yang
dibuat
oleh PT Kimia Farma.
2.
Jenis AKDR
a.
Lippes-Loop(spiral)
b.
Saf-T-Coil
c.
Dana-Super
d.
Copper-T
(Gyne-T)
e.
Copper-7
(Gravigard)
f.
Multiload
g.
Progesterone
IUD
a.
Lippes Loop
IUD
ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf
S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.
Lippes Loop
terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C
berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk
tipe D.
Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang
menyebabkan luka
atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak
dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.
b.
Copper-T
IUD
berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai
efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang
baru.
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah
selama
minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang
tinggi
dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan
menstruasi.
Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan
amenorhea.
c.
Copper-7
IUD
ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis
ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan
kawat
tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama
seperti
halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
d.
Multi Load
IUD
ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6
cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2
atau 375
mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,
small
(kecil), dan mini.
C.
Cara kerja
a. AKDR non hormonal (IUD)
1.
Menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2.
Mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3.
AKDR
bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi
sperma untuk fertilisasi.
b. AKDR hormonal (mirena)
cara
kerja mirena ini adalah dengan mengeluarkan hormon progestin sintetis
bernama
levonorgestrel sebanyak 20 mikrogram setiap harinya. Hormon ini
selanjutnya
akan memberikan pengaruh terhadap lendir rahim sehingga lebih kental.
Akibatnya
sel sperma yang masuk ke dalam rahim akan mengalami kesulitan untuk
bergerak
karena suasana lendir rahim yang lebih mampat. Hal ini lebih mirip
seperti cara
kerja implant yang juga sama-sama mempengaruhi suasana lendir rahim
menjadi
lebih kental.
D.
efektivitas
IUD
sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap
hari
seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun. Nova T
dan
Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun. Cu T 380A dapat untuk 8
tahun .
Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun
pertama
pemakaian.
E.
Mekanisme
Kerja AKDR sebagai alat kontrasepsi
Bagaimana
mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, tetapi kerjanya
bersifat
lokal.
1. AKDR merupakan benda asing dalam
rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leokosit,
makrofag, dan limposit.
2. AKDR menimbulkan perubahan
pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitas
spermatozoa.
3. Pemadatan endometrium oleh leukosit,
makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh
makrofag dan
blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
4. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan
Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi
kemampuan
untuk melaksanakan konsepsi.
F.
Indikasi
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan menggunakan
kontrasepsi jangka panjang
4. Perempuan menyusui yang
menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak
menyusui
6. Setelah mengalami abortus dan tidak
terlihat adanya infeksi
7. Risiko rendah dari IMS
8. Tidak menghendaki metoda hormonal
9. Tidak menyukai mengingat-ingat
minum pil setiap hari
10. Tidak menghendaki kehamilan setelah
1 – 5 hari senggama
11. Perokok
12. Gemuk ataupun kurus
G.
Kontraindikasi
1. Belum pernah melahirkan
2. Adanya perkiraan hamil
3. Kelainan alat kandungan bagian
dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan,
perdarahan di
leher rahim, dan kanker rahim.
4. Perdarahan vagina yang tidak
diketahui
5. Sedang menderita infeksi alat
genital (vaginitis, servisitis)
6. Tiga bulan terakhir sedang
mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.
7. Kelainan bawaan uterus yang
abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri.
8. Penyakit trofoblas yang ganas.
9. Diketahui menderita TBC pelvic.
10. Kanker alat genital
11. Ukuran rongga rahim kurang dari 5
cm
H.
Keuntungan
a. AKDR non hormonal
1.
Sangat
efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan
jangka
panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
2.
IUD dapat
efektif segera setelah pemasangan
3.
Metode
jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak
perlu diganti)
4.
Tidak
mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih
nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
5.
Tidak ada
efek samping hormonal dengan CuT-380A
6.
Tidak
mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu
menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
7.
Dapat
dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
8.
Dapat
digunakan sampai menopause
9.
Tidak ada
interaksi dengan obat-obat
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik
11. Setelah IUD dikeluarkan, bisa
langsung subur
b.
AKDR
hormonal
1.
Mengurangi
volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
2.
Untuk
mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae
(Asherman’s Syndrome).
c. Keuntungan (Sarwono P, 1999)
1. Umumnya hanya memerlukan satu kali
pemasangan
2. Pemasangan tidak memerlukan medis
teknis yang sulit
3. Kontrol medis yang ringan
4. Tidak menimbulkan efek sistemik
5. Alat ekonomis
6. Efektivitas cukup tinggi
7.
Pulihnya
kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik
(reversibel).
I.
Kerugian
a. AKDR Non hormonal
1.
Mengurangi
volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
2.
Untuk
mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae
(Asherman’s Syndrome).
b. AKDR hormonal
1.
Perubahan
siklus haid.
2.
Haid lebih
lama dan banyak.
3.
Perdarahan
(spotting) antar menstruasi.
4.
Disaat haid
lebih sakit.
J.
Efek
samping
1. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah
diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika capek dan stress.
Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika menggunakan
kontrasepsi
AKDR.
2. Perubahan siklus menstruasi
Setelah pemasangan AKDR siklus
menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus menstruasi yang muncul lebih
cepat dari
siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama haid 3-7 hari,
biasanya
siklus haid berubah menjadi 21 hari.
3.
Amenore
Tidak
didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
4.
Dismenore
Munculnya
rasa nyeri saat menstruasi.
5.
Menorrhagea
Perdarahan
berat secara eksesif selama masa haid atau haid yang lebih banyak.
6.
Fluor albus
Penggunaan
AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan abnormal
pada
ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina
bakteri
anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi
sebagai
flora normal vagina.
7.
Pendarahan
Post seksual
Pendarahan
post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang menggesek
mulut
rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan.
K.
Komplikasi
1. merasa sakit dan kejang selama 3 sampai
5 hari
setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya
yang
memungkinkan penyebab anemia
2. perforasi dinding uterus (sangat
jarang apabila pemasangan benar)
3. Tidak mencegah IMS termasuk
HIV/AIDS
4. Tidak baik digunakan pada perempuan
dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
5. Penyakit radang panggul terjadi
sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas
6. Prosedur medis, termasuk
pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
7. Sedikit nyeri dan perdarahan
(spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang
dalam 1 –
2 hari
8. Klien tidak dapat melepas IUD oleh
dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas
9. Mungkin IUD keluar dari uterus
tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah
melahirkan)
10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan
ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal
11. Perempuan harus memeriksa posisi benang
IUD dari waktu ke waktu.
L.
Waktu
pemasangan
1. Kapan saja dalam siklus haid selama
yakin tidak hamil.
2. Pemasangan setelah persalinan :
a.
Boleh
dipasang dalam waktu 48 jam pasca persalinan.
b.
Dapat pula
dipasang setelah 4 minggu pasca persalinan, dengan dipastikan
tidak hamil.
3. Setelah keguguran atau aborsi :
a.
Jika
mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir, boleh dipasang jika
tidak ada infeksi. Jika keguguran lebih dari 7 hari terakhir, boleh
dipasang
jika dipastikan tidak hamil.
b.
Jika
terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh.
4. Jika ganti dari metode lain :
Jika telah memakai metode lain
dengan benar atau tidak bersenggama
sejak haid terakhir, AKDR boleh dipasang.
M.
Waktu
pemakai memerikasaan diri
1. 1 bulan pasca pemasangan
2. 3 bulan kemudian
3. Setiap 6 bulan berikutnya
4. Bila terlambat haid 1 minggu
5.
Perdarahan
banyak atau keluhan istimewa lainnya
N.
Waktu
pencabutan
1.
Ingin hamil
kembali.
2.
Leukorea,
sulit diobati dan klien menjadi kurus.
3.
Terjadi
infeksi.
4.
Terjadi
perdarahan.
5.
Terjadi
kehamilan.
O.
Upaya bidan
dalam menanggulangi efek samping
1. Jika permasalahan ringan,
dianjurkan agar dilakukan konseling.
2. Jika terjadi terdapat infeksi
maupun gejalanya segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
3. Pada efek samping amenore, periksa
apakah sedang hamil atau tidak.
a.
Apabila
tidak, AKDR tidak dilepas. Memberi konseling dan
menyelidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki.
b.
Apabila
hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR
apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu.
c.
Apabila
benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13
minggu, AKDR tidak dilepas.
d.
Apabila
klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilan
tanpa melepas AKDR maka dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya
kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih
diamati dan diperhatikan.
4.
Untuk
penanganan dismenore
yaitu memastikan dan menegaskan adanya penyakit radang panggul (PRP) dan
penyebab
lain dari kekejangan.
a.
Menanggulangi
penyebabnya apabila ditemukan.
b.
Apabila
tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk sedikit
meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, AKDR dilepas dan
membantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
5.
Pada
perdarahan hebat yaitu :
a.
Apabila
tidak ada kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan
serta perdarahan hebat, melakukan konseling dan pemantauan.
b.
Memberi
Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk
mengurangi perdarahan dan memberikan tablet besi (1 tablet setiap hari
selama
1-3 bulan).
c.
AKDR
memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien
telah memakai AKDR selama lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita
anemi (Hb
<7g%) dianjurkan untuk melepas AKDR dan membantu memilih metode lain
yang
sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar