Senin, 14 Oktober 2013

Mastitis (Peradangan Payudara)


Definisi
Mastitis merupakan suatu keadaan infeksi dan peradangan pada mammae, terjadi terutama pada primipara. Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah. Mammae yang terkena mastitis biasanya tegang, kemerahan, bengkak, dan keras serta sakit. Mastitis yang umum terjadi ada dua yaitu mastitis gravidarium dam mastitis puerpuralis. Mastitis gravidarium terjadi pada ibu hamil dan mastitis puerpuralis terjadi pada ibu nifas.

  • Pada ibu yang mengalami mastitis terdapat tanda-tanda:
·         Ibu merasa lesu
·         Panas dingin dan kenaikan suhu
·         Tidak ada nafsu makan


  • Berdasarkan tempat terjadinya mastitis, mastitis dibagi menjadi tiga yaitu:

  1. Mastitis yang menyebabkan abses di bawah areola mammae.
  2. Mastitis di tengah-tengah mammae.
  3. Mastitis pada jaringan di bawah torsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses antara mammae dengan otot di bawahnya.

Dalam perkembangannya, mastistis dibagi menjadi 2 tingkatan, yaitu tingkat awal peradangan dan tingkat abses. Pada peradangan taraf permulaan, penderita hanya merasa nyeri pada tempat terjadinya mastitis. Dari tingkat radang ke abses berlangsung cepat, karena oleh radang, duktulus-duktulus menjkadi edematus, air susu terbendung dan air susu yang terbendung itu segera bercampur dengan nanah.



Penyebab:
Mastitis disebabkan oleh karena menyusui yang kurang sering/tidak lama. Hal ini bisa terjadi pada ibu yang sibuk, bayi tidur pada malam hari, perubahan rutinitas dan ibu yang stress. Pengalihan yang kurang baik pun dapat menjadi faktor penyebab mastitis, yang diakibatkab karena menghisap tidak efektif, tekanan pada pakaian dan tekanan jari waktu menyusui. Jaringan payudara yang rusak dapat mengakibatkan trauma pada payudara, sehingga memungkinkan terjadinya mastitis. Mastitis merupakan infeksi yang disebabkan karena bakteri (staphylococcus aureus), karena terjadinya putting retak / fisura, dan atau lecet.
Patofisiologi
Penimbunan ASI pada ductus lactiferous di payudara menyebabkan bengkak dan keras, sehingga terdapat sensasi nyeri pada ibu. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya radang apabila terdapat porte d'entrĂ©e dari kuman penyebab, yaitu putting susu yang luka, retak atau lecet. Kuman ini menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus. Dari tingkat radang ini akan cepat menjadi abses, karena oleh radang duktulus-duktulus menjadi edematous, air susu terbendung, dan air susu yang terbendung itu segera bercampur dengan nanah. Gejala dari abses ini, biasanya ibu akan merasakan nyeri yang sangat, kulit di atas abses mengkilap dan terjadi peningkatan suhu (390 – 400C).
Penatalaksanaan
Pada payudara tegang/indurasi dan kemerahan, berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari, sangga payudara, berikan kompres dingin, perbanyak minum dan asupan nutrisi, berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam (bila perlu), dan susukan bayi dari payudara yang tidak sakit sesering mungkin, ganti posisi menyusui. Lakukan senam laktasi dengan cara menggerakkan lengan secara berputar sehingga sendi bahu ikut bergerak kearah yang sama guna membantu memperlancar peredaran darah dan limfe di payudara.
Pada payudara yang terdapat masa padat, mengeras di bawah kulit yang kemerahan diperlukan konsultasi pada ahli, karena membutuhkan anestesi dan insisi radial (Insisi dilakukan dari tengah dekat pinggir areola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI, kantung pus dipecahkan dengan tissue forceps atau jari tangan, pasang tampon dan drain, tampon dan drain diangkat setelah 24 jam). Pemberian kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari, sangga payudara, kompres dingin, berikan paracetamol 500 mg setiap 4 jam sekali (bila diperlukan),
Beri motivasi ibu untuk tetap memberikan ASI, istirahat cukup, dan follow up setelah pemberian pengobatan selama 3 hari.
Radang payudara atau infeksi payudara ( Mastitis ) adalah radang pada payudara yang disebabkan karena infeksi pada jaringan payudara atau disebabkan karena adanya penyumbatan. Mastitis terbagi atas 3 yaitu  mastitis periductal, mastitis pueperalis, dan mastitis supurativa. Ketiga jenis mastitis ini terjadi akibat penyebab yang berbeda dan kondisi yang juga berbeda. 
Mastitis periductal biasanya muncul pada wanita di usia menjelang menopause (wanita di atas 45 tahun), penyebab utamanya tidak jelas diketahui. Di duga akibat perubahan hormonal dan aktivitas menyusui di masa lalu. Pada saat menjelang menopause terjadi penurunun hormon estrogen yang menyebabkan adanya jaringan yang mati. Tumpukan jaringan mati dan air susu menyebabkan penyumbatan pada saluran di payudara. Penyumbatan menyebabkan buntunya saluran dan akhirnya melebarkan saluran di belakangnya, yang biasanya terletak di belakang puting payudara. Hasil akhirnya ialah reaksi peradangan yang disebut mastitis periductal.
Mastitis puerperalis disebabkan karena infeksi pada jaringan payudara. Mastitis ini terjadi pada wanita yang sedang menyusui karena adanya perpindahan kuman dari mulut bayi atau mulut dari suaminya. Hal itu disebabkan karena kesehatan mulut rendah seperti mulut orang yang suka merokok. Kuman yang paling banyak menyebabkan mastitis puerperalis adalah Staphylococcus aureus. Selain  itu kuman dapat masuk ke payudara karena suntik silikon atau injeksi kolagen sehingga menyebabkan peradangan.
Jenis terakhir ialah mastitis supurativa. Mastitis jenis ini ialah yang paling sering ditemui. Mirip dengan jenis sebelumnya, mastitis jenis ini juga disebabkan kuman staphylococcus. Selain itu bisa juga disebabkan oleh jamur, kuman TBC, bahkan sifilis.
Gejala dan tanda radang payudara
Benjolan payudara, biasanya berwarna merah, terasa panas dan nyeri. Nyeri yang timbul ialah berupa rasa 'nyut – nyut' di daerah payudara. Benjolan pada mastitis berisi cairan. Pada beberapa kondisi, mastitis bisa menyebabkan keluarnya cairan dari puting, cairan ini berwarna putih kekuningan serupa nanah.
Demam dan meriang dapat terjadi pada mastitis yang disebabkan karena kuman, yang disebabkan adanya abses/kumpulan nanah dalam rongga di jaringan kelenjar payudara. Nanah yang menyebar ke bagian tubuh lain dapat menyebabkan meriang/demam tinggi dan menggigil, keringat banyak, turunnya daya tahan tubuh, bahkan hingga menurunnya kesadaran.
Pengobatan radang payudara
Pengobatan terhadap mastitis disesuaikan dengan penyebabnya, jika proses penyumbatan biasanya diberikan analgetik (penghilang nyeri), jika peneyababnya infeksi kuman harus diberikan antibiotik, namun jika sudah terjadi abses maka harus di lakukan drainase (penyaluran nanah).

Mastitis adalah peradangan jaringan payudara. Staphylococcus aureus paling umum organisme etiological yang bertanggung jawab, tetapi Staphylococcus epidermidis dan streptokokus kadang-kadang terisolasi juga.
Populer penggunaan istilah '' mastitis'' bervariasi berdasarkan wilayah geografis. Di luar AS adalah digunakan untuk kasus-kasus puerperal dan nonpuerperal, di Amerika Serikat istilah nonpuerperal mastitis jarang digunakan dan nama-nama alternatif seperti duct ectasia, abses subareolar dan plasma sel mastitis lebih sering digunakan. 
Kronis kistik mastitis adalah nama (lebih tua) yang berbeda untuk fibrocystic penyakit. 
Penggunaan Amerika: mastitis biasanya merujuk kepada puerperal (terjadi untuk ibu yang menyusui) mastitis dengan gejala infeksi sistemik. Kasus-kasus ringan puerperal mastitis sering disebut payudara engorgement. 
Di wikipedia ini artikel mastitis digunakan dalam arti asli definisi sebagai peradangan payudara dengan kualifikasi tambahan dimana tepat. 
Ini disebut puerperal mastitis ketika itu terjadi di ibu menyusui dan non-puerperal sebaliknya. Mastitis dapat terjadi pada laki-laki, meskipun jarang. Kanker payudara peradangan memiliki gejala yang sangat mirip dengan mastitis dan harus dikesampingkan. 
Kesalahpahaman populer bahwa mastitis pada manusia adalah infeksi sangat menyesatkan dan dalam banyak kasus salah. Infeksi bermain hanya peran kecil dalam Patogenesis of puerperal dan nonpuerperal mastitis pada manusia dan banyak kasus mastitis benar-benar aseptic di bawah kondisi higienis normal. Infeksi sebagai penyebab utama mastitis diduga menjadi lebih umum di kedokteran hewan mastitis dan kondisi higienis yang buruk. 
Gejala serupa untuk puerperal dan nonpuerperal mastitis tetapi predisposing faktor dan pengobatan dapat sangat berbeda.
Puerperal
Puerperal mastitis adalah peradangan payudara sehubungan dengan kehamilan, menyusui atau penyapihan. Karena salah satu gejala yang paling menonjol adalah ketegangan dan engorgement dari payudara, diduga disebabkan oleh saluran diblokir susu, atau susu kelebihan. Hal ini relatif umum; perkiraan rentang tergantung metodologi antara 5-33%. Namun hanya sekitar 0,4-0,5% dari ibu yang menyusui mengembangkan abses.
Nonpuerperal
Istilah nonpuerperal mastitis menjelaskan peradangan lesi payudara yang terjadi dengan kehamilan dan menyusui. Artikel ini mencakup deskripsi mastitis serta berbagai macam abses kelenjar susu. Kulit terkait kondisi seperti dermatitis dan foliculitis adalah entitas terpisah.
Nama untuk mastitis non-puerperal tidak digunakan sangat konsisten dan termasuk Mastitis, Subareolar abses, saluran Ectasia, Periductal peradangan, Zuska's penyakit dan lain-lain.
Wanita yang menyusui beresiko untuk mengembangkan mastitis terutama jika mereka memiliki puting sakit atau retak atau memiliki mastitis sebelum saat menyusui bayi lagi. Juga, the chances of getting mastitis meningkat jika wanita menggunakan hanya satu posisi untuk menyusui atau memakai bra cocok ketat, yang mungkin membatasi arus susu
Wanita dengan diabetes, penyakit kronis, AIDS, atau gangguan imunitas mungkin lebih rentan terhadap pengembangan mastitis.

1 komentar:

  1. mohon maaf izin bertanya , apakah blog ini ditulis oleh bidan atau tenaga kesehatan ? dan adakah daftar pustaka nya ?
    terimakasih

    BalasHapus